Posts

Showing posts from February, 2018

Chapter 10 - Anggun Si Putri Cenayang

Image
Fatah masih sibuk memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas saat tiba-tiba Putri mendatanginya. “Kak Fatah!” seru gadis itu. Beberapa anak di kelas yang mengenali Putri langsung memanggil-manggil dengan ganjen, tapi segera dihalau oleh Doni. Fatah menjinjing tasnya lalu menghadap gadis itu. “Ya? Ada apa Put?” Putri mengatur napas terlebih dahulu sembari menyeka titik-titik keringat di dahinya, barulah kemudian mengutarakan niat. “Sore ini Kakak sibuk tidak?” “Tidak.” Fatah menggeleng. “Boleh temani aku ke toko buku, Kak?” Deg . Jika jantung bisa berhenti berdetak dulu karena kaget, mungkin itulah yang sedang dialami Fatah sekarang. Ia tak menyangka, semakin hari Putri semakin lantang. Gadis yang semula terlihat malu-malu itu kini berani mengajaknya pergi di depan anak-anak sekelas. Maka tak bisa dihindari lagi mereka jadi sorotan semua orang. Bingung. Fatah bingung. Ia melirik pada kedua temannya bermaksud meminta nasehat. Candra melontarkan acungan jemp

Chapter 9 - Anggun Si Putri Cenayang

Image
“Kalau begitu,” Fatah memperhatikan Anggun dan Putri secara bergantian, “bagaimana kalau kalian berdua saling latih landing?” Senyum Anggun seketika membeku—beberapa saat—, lalu berubah menjadi raut kecewa yang jelas. Begitu juga dengan Putri, agaknya butuh waktu baginya menghadapi kenyataan ini. Kedua gadis itu saling tatap, tak bertukar kata, tapi memancarkan ketidaksukaan yang kentara melalui irisnya. Ami terus menyenggol-nyenggol Raynold, hingga pemuda itu angkat bicara. “Fat!” katanya, kemudian berpikir sejenak. Sayangnya ia tak menemukan alasan kuat untuk menolak keputusan Fatah. Maka ia hanya mengendikkan bahu. “Kenapa?” “Aku kan senior, sesekali aku mau jadi pengawas saja,” jawab Fatah. “Kadang... dua orang dengan kemampuan setara yang saling berlatih tanding perkembangannya akan lebih cepat.” Ia mengutarakan teori yang dibuat-buat sendiri. “Hari ini juga aku sedang tidak fit,” tambahnya sambil pura-pura batuk. “Begitu ya... baiklah...” ucap Raynold dengan gestur ‘t

Chapter 8 - Anggun Si Putri Cenayang

Image
Sabtu pagi, Fatah memasuki gerbang sekolah dengan perasaan bimbang. Saat berlatih taekwondo jelas ia tak bisa menghindari Anggun. Dahinya mengerut kala memikirkan bagaimana cara menyapa gadis itu senatural mungkin. Masakanmu enak sekali! Haruskah ia mengucapkan itu sembari mengembalikan rantang? “Fatah! Fatah!” Tiba-tiba Raynold berlari menyusulnya, lalu merangkulkan lengan di lehernya. “Sini, ke sini sebentar!” Pemuda itu memaksa Fatah keluar dari jalur yang seharusnya. Mereka tidak jadi ke halaman depan mushola, malah ke pinggir lapangan di mana anggota ekskul baskel memulai pemanasan. Mereka duduk di kursi semen beralas keramik tempat anak-anak gadis biasa menonton idola basketnya bertanding. “Kenapa? Kau mau pindah ekskul?” tanya Fatah keheranan. “Katanya mau ke kejuaraan nasional taekwondo?” “Bukan, ada masalah yang lebih penting,” ucap Raynold sangat serius. “Maksudku masalahmu, bukan masalahku.” Fatah segera mendapat firasat buruk. Ia sudah mengenal Raynold la

Chapter 7 - Anggun Si Putri Cenayang

Image
Kelas sangat ribut pada jam istirahat pagi. Yang tidak ribut adalah Fatah yang tengah merenung. Doni yang biasanya penuh percaya diri juga tampak sangat lesu—entah santetnya Anggun sudah bekerja ataukah karena ia sedang panik menanti kedatangan santet tersebut. Candra yang tak tahu harus berbuat apa, memutuskan menunggu dimulainya jam pelajaran dengan membaca. Dia naksir kamu Fat! Dia naksir kamu Fat! Dia naksir kamu Fat! Kata-kata Candra itu terus berulang dalam benak Fatah, seperti rekaman radio yang rusak. Pemuda itu menekan keningnya dengan ujung bolpoin, lalu memutar-mutar bolpoin tersebut. Ia berpikir keras bagaimana sebaiknya menyikapi hal ini. Psst! Psst! Kak Fatah! Suara itu kembali menggema dalam relungnya, seperti suara perempuan. Psst! Psst! Kak Fatah! Suaranya begitu jelas, seolah memang ada yang memanggilnya. Apakah pengaruh Anggun begitu kuat? Apakah gadis itu sudah memulai jampi-jampinya? “Kak Fatah! Kakak bengong ya?!” Fatah terlonjak. Ia cepat-

Anggun Si Putri Cenayang

Image
Judul :  Anggun Si Putri Cenayang Genre :  Romance, spiritual Catatan Author :  Ini adalah cerita yang idenya terbersit seketika (lupa pas lagi ngapain) tentang anak yang dianggap freak di sekolah, yang menyukai seorang pemuda normal. Entah ya apa delivery ceritanya cukup sukses, hahaha. Daftar Isi : Prolog Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 5 Chapter 6 Chapter 7 Chapter 8 Chapter 9 Chapter 10 Chapter 11

Chapter 6 - Anggun Si Putri Cenayang

Image
Fatah berlari-lari menuju kantin, khawatir waktu istirahat usai sebelum sempat makan siang. Entah kenapa, para guru senang sekali menyuruh-nyuruhnya membawakan ini dan itu selepas pelajaran. Sesampainya di kantin, pemuda itu mengatur napas sambil memperhatikan lauk nasi rames yang tersisa. Seketika wajahnya menampilkan raut kecewa. Ada wadah yang berisi sisa saus asam manis, tetapi ikannya sudah tidak ada—padahal ia suka sekali makanan itu. Yang masih banyak adalah sayur, bihun, dan berapa sisa potongan ayam goreng berukuran kecil—kebanyakan sayap. “Makan?” tegur tante penjaga lapak yang selalu ber make-up tebal. “Jangan berdiri saja dong, ganteng.” “Iya, makan, Tante,” jawab Fatah setengah hati. “Pakai ayam.” Lagipula, memang sudah tidak ada pilihan lain. Si tante kantin mulai menyendokkan nasi ke piring. Fatah mulai menengok-nengok sekeliling, mencari tempat duduk kedua sahabat setianya. Namun, baru saja ia menoleh ke samping, seseorang berjalan cepat menghampirinya. “H