Chapter 10 - Anggun Si Putri Cenayang
Fatah masih sibuk memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas saat tiba-tiba Putri mendatanginya. “Kak Fatah!” seru gadis itu. Beberapa anak di kelas yang mengenali Putri langsung memanggil-manggil dengan ganjen, tapi segera dihalau oleh Doni. Fatah menjinjing tasnya lalu menghadap gadis itu. “Ya? Ada apa Put?” Putri mengatur napas terlebih dahulu sembari menyeka titik-titik keringat di dahinya, barulah kemudian mengutarakan niat. “Sore ini Kakak sibuk tidak?” “Tidak.” Fatah menggeleng. “Boleh temani aku ke toko buku, Kak?” Deg . Jika jantung bisa berhenti berdetak dulu karena kaget, mungkin itulah yang sedang dialami Fatah sekarang. Ia tak menyangka, semakin hari Putri semakin lantang. Gadis yang semula terlihat malu-malu itu kini berani mengajaknya pergi di depan anak-anak sekelas. Maka tak bisa dihindari lagi mereka jadi sorotan semua orang. Bingung. Fatah bingung. Ia melirik pada kedua temannya bermaksud meminta nasehat. Candra melontarkan acungan jemp...