Chapter 4 - Anggun Si Putri Cenayang
Seketika atmosfir canggung merebak. Para gadis diam terbelalak, lalu saling pandang tanpa kata-kata. Mereka seperti ingin bertanya ‘ apa yang ia lakukan di sini? ’ tetapi tak mau sampai terdengar. “Benar, ini adalah ekskul taekwondo,” kata Raynold memecah keheningan. “Aku diberitahu guru bahwa kau akan bergabung bersama kami.” “Itu benar,” balas Anggun mengangguk. Lalu ia membuat senyuman di wajahnya. “Jadi, boleh aku bergabung?” “Tentu saja boleh, tidak ada yang melarang, kan? Hahaha.” Raynold memaksakan tawa yang dibuat-buat. Sejak tadi ia terlihat was-was. “Silakan duduk. Kita perkenalan dulu.” Semua segera duduk membentuk lingkaran. Serentak para gadis berdempet-dempetan di satu sisi, menyisakan Anggun yang bersimpuh sendirian. “Hmm, Anggun,” panggil Raynold. “Ya, Kak?” “Pertama-tama aku ingin tahu, apa motivasimu mengikuti ekskul ini?” “Agar nilai ekskulku tidak kosong,” jawab Anggun begitu tegas dan lugas. “Ah, begitu ya, hahaha... hanya itu?” Raynold jadi ...