Review Sendawa di Antariksa

Apakah saya terlambat karena baru baca Sendawa di Antariksa sekarang, sementara antologi ini untuk sudah cetak sejak Agustus 2016? Tentu saja tidak, sebab tak ada kata terlambat untuk membaca sebuah buku. Toh banyak juga novel-novel lawas yang baru saya baca sekarang, hahaha. Jadi, langsung saja. I buy, I read, I review. Saya akan bahas sebuah antologi berjudul Sendawa di Antariksa, persembahan lingkarkarya Rimawarna.

Ingin buat angle gaya opening Star Wars, tapi susah...

Secara umum, Sendawa di Antariksa mengambil seting stasiun luar angkasa bernama Nurtanio. Stasiun itu mengorbit bintang asteroid Douglas-Kirk. Yang spesial dari tempat itu, karena menjadi persinggahan bagi para penambang adosium. Adosium sendiri merupakan mineral yang ditemukan di sabuk asteroid Douglas-Kirk, sebuah bahan baku utama dari minuman bersoda. Apa? Untuk membuat minuman bersoda harus menjelajah luar angkasa? Tapi itulah adanya universe di antologi ini, yang menjadikannya unik dan menarik. Demi minuman bersoda, para penambang harus mempertaruhkan nyawa.

Sekilas pengenalan Pepstar
Ada dua perusahaan raksasa yang menguasai produksi minuman adosium, yakni Pepstar dan Comet-Cola (tahu kan, inspirasinya dari mana?). Kedua perusahaan itu saling bersaing untuk menjadi penyedia minuman adosium nomor wahid sejagad. Saking keras persaingannya, mereka sampai punya fans fanatik yang tak jarang terlibat perkelahian antar suporter demi membela minuman favoritanya. Konflik inilah yang kemudian dikembangkan menjadi 7 cerita pendek dalam buku ini..

Hal yang paling saya sukai dari Sendawa di Antariksa adalah konsepnya. Benar-benar solid. Ini terlihat dari seting universe yang spesifik, yang menjadi acuan bagi tiap cerita pendek sehingga tak ada kontradiksi atau plothole antar cerita. Selain itu setiap cerita memiliki keterkaitan, meski bukan menjadi hal utama. Misalnya kedai yang muncul di beberapa cerita, atau karakter yang muncul di cerita satu, lalu menjadi kameo di cerita lainnya. Ini menimbulkan kesan bahwa buku ini merupakan satu-kesatuan, bukannya sekedar 7 penulis menyumbangkan tulisannya masing-masing. 

Kemudian... jujur saja saya kurang suka tema Space Opera alias cerita drama dengan seting luar
Surat kabar di Nurtanio
angkasa, seperti Star Wars maupun Star Trek. Saya sangat tidak familiar dengan istilah-istilah yang biasa dipergunakan. Meski begitu, saya tetap mengapresiasi seting yang digunakan, begitu juga dalam buku Sendawa di Antariksa. Kelihatannya para penulis melakukan riset yang baik untuk menyajikan cerita bergenre ini.

Hal lain yang saya sukai adalah pembawaan konsep dalam narasinya. Kalimat-kalimatnya menggelitik, seperti sedang berparodi. Di sela cerita juga kadang terdapat cuplikan surat kabar The Nebula Boba Times. Berita-beritanya disajikan dengan ringan dan lucu, seperti membaca koran sungguhan tapi absurd.

Dari keseluruhan konsep yang diusung, yang saya sayangkan ada pada eksekusi tiap cerita. Menurutku tidak banyak cerita yang benar-benar memiliki plot menarik dan memorable. Sebagai contoh (judul tidak disebutkan biar gak spoiler), 3 dari 7 cerita pendek menggunakan klise yang sama : dikirim untuk sebuah misi pencarian, tapi setelah target ketemu, ada twist yang pokoknya membuat  Tokoh utama gagal atau tidak melanjutkan misi. Masalahnya, eksekusi dari twist-twist ini kadang terasa kurang greget, atau... terkesan sesuatu yang ingin di-twist tapi kurang ngetwist sehingga elemen kejutannya tidak tergapai. Selain itu ada juga cerpen slice of life yang... menurutku terlalu slice of life, sehingga saya kurang paham tujuannya.

Contoh ilustrasi
Namun, di antara cepen-cerpen itu, tetap ada yang jadi favoritku, seperti Fool's Gold dan Nada Tentang Soda. Konflik Fool's Gold melenceng dari perseteruan Pepstar Vs Comet-Cola, tapi menurutku justru itu yang membuatnya segar. Sementara Nada Tentang Soda, alur ceritanya menarik karena... sebaiknya baca sendiri agar tidak kena spoiler.

Oh ya, cerita-cerita pendek di antologi ini juga disajikan dengan ilustrasi. Imo cukup bagus, seperti contoh yang tersaji di samping.

Bukunya juga tipis, enak dipegang, dan layoutnya enak.

Sekian saja review dari saya, terima kasih sudah menyimak.





Artikel ini disponsori oleh Fall Studio. 
Download e-book World of Rotten Soul dan aplikasi lainnya. 

Comments

Popular posts from this blog

The Masque of the Red Death

Review Novel : Attack On Titan Before The Fall Vol. 1

Review Novel : Zombie Aedes