Review Novel Dark Matter

Dark Matter oleh Blake Crouch

Sekelebat sinopsis : Jasson Dessen adalah dosen fisika di universitas kelas 2. Ia memiliki seorang istri dan seorang anak. Ia pikir ia sudah menjalani hidup yang bahagia, meski terkadang pikiran itu muncul. Apa jadinya jika dulu ia tak menikah dan lebih mengejar mimpinya menjadi peneliti sukses? Hingga suatu hari seseorang menculik lalu membiusnya. Saat ia sadar, ia mendapati dirinya sebagai orang yang berbeda, di dunia berbeda. Di sana ia adalah peneliti terkenal yang membuat penemuan hebat. Tapi... Di sana ia tak pernah menikahi wanita yang ia cintai, dan putra semata wayangnya tak pernah lahir...

Awal saya melihat judul novel ini adalah saat stalking FB gebetan. Waktu itu dia baru selesai baca, kemudian update status, sambil kasih bintang 5/5 kalau ga salah. Saya jadi penasaran dong, buku seperti apa si yang dia sukai. Cari-cari informasi di internet, sepertinya Dark Matter adalah cerita sci-fi tentang dunia paralel yang dipadu bumbu thriller dan romansa. Rating goodreadsnya lumayan bagus, di atas 4. Saya pun memberanikan diri untuk beli buku ini...

Tapi bagaimana jika saat itu saya merasa bodo amat dan tidak jadi beli?

Maka berdasarkan teori mekanika kuantum, pada titik itu tercipta dua semesta yang bergerak secara paralel. Yang pertama adalah dunia di mana saya membeli bukunya (semesta ini), sementara yang kedua adalah dunia di mana saya tidak membeli bukunya (semesta yang lain). Sebab, semua pilihan yang mungkin terjadi pasti akan terjadi. Permasalahannya adalah, bagaimana caranya melakukan observasi terhadap kedua dunia melalui keterbatasan persepsi pikiran manusia?

Jadi... Itulah sebagian konsep yang diangkat buku ini sebagai plot device.

(Maaf, saya masih tenggelam dalam pemikiran-pemikiran ini selepas membaca. Lupakan saja racauan paragraf di atas, hahaha...)

Back to review, inti dari yang ingin saya sampaikan adalah, Dark Matter mengangkat mekanika kuantum sebagai sisi sci-fi nya, serta mampu menjelaskan dengan baik dan sederhana. Ini adalah poin pertama yang membuat saya menyukai buku ini.

Poin kedua terletak di konflik. Jujur saja, saya pasti ter-mindblown jika ini adalah cerita pertama tentang multi-semesta yang saya baca. Sayangnya, saya sudah pernah nonton Steins;Gate bertahun-tahun sebelumnya, dan tema ini juga mulai sering bermunculan dalam dekade terakhir. Lalu konflik orisinil apa lagi yang masih bisa dieksplorasi? Itulah keskeptisan saya di awal membaca. Dan... ternyata Blake Crouch masih bisa memberikan konflik yang orisinil, tak terduga, dengan plot twist - plot twist yang dibuka secara bertahap. Mantap Sir!

Poin ketiga adalah aksi dan intrik yang disajikan. Aksinya menegangkan, sementara adu intrik (atau istilahnya battle of wits) nya tak terduga. Saya ingat quote dari Graham Moore (penulis script film The Imitation Game) dalam sebuah artikel yang kalau tidak salah berbunyi seperti ini : "Karakter yang jenius bukanlah karakter yang mengetahui sesuatu yang tidak diketahui pembaca, tapi karakter yang bisa menyadari sesuatu yang tak disadari pembaca meski cluenya terlihat. Dalam artian, clue sudah diberikan sebelumnya tapi pembaca tidak sadar, sampai sang karakter menyebutkannya baru pembaca berpikir 'oh iya ya'. Momen-momen seperti itulah yang beberapa kali saya dapatkan dari Jasson Dessen, karakter utama novel ini.

Poin keempat yang membuat saya menyukai Dark Matter adalah bagian romansanya. Saya biasanya tidak baca cerita romansa. Tapi karena novel ini bawa-bawa romansa, saya terpaksa baca. Tapi... hmm... I like it. Blake Crouch mampu menjelaskan isi hati dari Jasson Dessen dengan baik, sampai ada saat-saat di mana saya terhanyut di dalamnya.

Untuk poin terakhir adalah narasi. Ringan, sederhana, mudah dimengerti, hingga membaca buku setebal hampir 500 halaman ini terasa sangat mengalir.

Nah, itulah keunggulan-keunggulan Dark Matter melalui perspektif saya.

Namun, apakah novel ini sesempurna itu?

Tidak juga.

Sebab saya menemukan beberapa hal minor yang menjadi kekurangannya.

Tapi... biar saya bahas di lain waktu (kalau tidak lupa (atau mungkin sudah saya bahas di semesta paralel yang lain)), sebab sekarang saya masih hype dengan novel ini dan tidak ingin menyebutkan kekurangannya. Hahahaha.

Comments

Popular posts from this blog

The Masque of the Red Death

Review Novel : Attack On Titan Before The Fall Vol. 1

Review Novel : Zombie Aedes