My Thought About : Wolf Of Wall Street



Wolf Of Wall Street (2013) adalah film yang diadaptasi dari kisah nyata mengenai Jordan Belfort, seorang mantan pialang saham yang akhirnya dipenjara karena berbagai tuduhan tindak penipuan. Di IMDB film ini mendapat rating yang tergolong tinggi, yakni 8,2/10. Tapi kali ini saya bukan ingin membuat review mengenai film yang dibintangi Leonardo DiCaprio, maupun menilik kehidupan nyata Jordan Belfort. Saya hanya ingin mengutarakan pemikiran mengenak tokoh Jordan Berlfort yang dibawakan Leonardo DiCaprio dalam film ini.


Jordan Belfort, pada usia 22 tahun bergabung ke firma L.F. Rothschild di Wall Street sebagai trainee pialang saham, dengan tujuan untuk menjadi kaya raya. Di sana ia bertemu dengan senior yang mengajarinya banyak hal mengenai jual beli saham. Sayangnya tidak lama kemudian firma tempatnya bekerja mengalami harus ditutup karena krisis pada tahun 1987. Setelah itu ia pindah ke kota kecil untuk menjadi pialang saham di sebuah firma kecil. Baru kemudian ia bertemu dan mengumpulkan rekan-rekan untuk bekerja bersamanya membangun sebuah firma bernama Stratton Oakmont. Dalam waktu singkat firma ini menjadi besar, tapi akhirnya dicurigai oleh FBI telah melakukan banyak kecurangan-kecurangan. Namun yang ingin saya bahas di sini adalah bagaimana Jordan Belfort memimpin firmanya, terlepas dari apakah ia melakukan kecurangan atau tidak.

Jordan Belfort, entah apa yang mendorongnya, sangat mempercayai orang-orang yang bekerja bersamanya. Pernah disebut suatu ketika ada seorang janda yang melamar pekerjaan padanya, namun meminta bayaran di muka agar bisa membiayai sekolah anaknya. Apa yang dilakukan Jordan Belfort? Ia langsung menuliskan cek dengan nominal lima kali lebih besar daripada yang diminta sang pelamar kerja. Beberapa tahun kemudian, sang janda tersebut menjadi ahli pialang saham yang bisa mengantar anaknya ke sekolah tiap hari dengan mobil Mercedes Benz.

Selain itu ada banyak sekali adegan yang menunjukkan Jordan Belfort begitu murah hati kepada orang-orang yang berada di sekitarnya. Bahkan motonya adalah, 'lebih baik menjadi kaya karena semakin kau kaya maka semakin banyak yang bisa kau berikan pada orang lain'.

Sehingga, yang saya tangkap dan pahami dari sosok Jordan Belfort di film ini adalah, dia memilih untuk membahagiakan orang-orang yang benar-benar ada di sekelilingnya, yang dapat ia sentuh dan lihat setiap hari. Di sisi lain ia akan melakukan berbagai cara untuk menarik 'keuntungan lebih' dari perusahaan besar. Saya tidak tahu apa yang mendasari pemikirannya itu, tapi saya menduga karena ia menganggap perusahaan besar tidak akan mengalami kerugian berarti jika dicurangi sedikit demi sedikit, dan juga... siapa yang peduli dengan perusahaan ia bahkan tidak kenal? Sampai-sampai seorang anggota FBI menyebutnya sebagai Robin Hood yang mencuri dari orang kaya untuk rekan-rekan yang bekerja bersamanya.

Saya tidak bisa mengatakan yang dilakukan oleh Jordan Belfort adalah benar, tapi dalam hati saya menaruh kekaguman pada sosoknya, yang mana ia adalah seorang pemimpin yang kerap melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang dipimpinnya, yang mengenalnya secara langsung. Terlebih ketika ia berorasi di hadapan karyawan-karyawannya, itu adalah adegan yang benar-benar menggetarkan hati.

Comments

Popular posts from this blog

The Masque of the Red Death

Review Novel : Attack On Titan Before The Fall Vol. 1

Review Novel : Zombie Aedes