Review Novel : Masa Elir

Terlambat saya baru baca buku ini sekarang. Itu pun ternyata salah beli, saya tak menyadari jika Masa Elir adalah sekuel dari buku pertamanya : Takdir Elir. Tapi yah karena sudah kepalang tanggung, akhirnya saya baca juga sampai habis, ahahahaha.


Well tapi ternyata itu bukan masalah besar. Maksudku, meski saya tidak baca buku pertamanya, saya tetap bisa mengikuti alur cerita Masa Elir dengan baik. Bahkan jika buku ini berdiri sendiri pun, saya rasa tidak ada masalah, karena dengan membaca selipan-selipan latar belakang dalam narasi sudah cukup untuk mengira-ngira apa yang terjadi pada buku sebelumnya. Yah, ini adalah hal baik berhubung saya tidak punya buku pertamanya... Jadi, langsung saja menuju review~

Masa Elir mengisahkan lima orang dari masa depan yang dikirim ke masa lalu untuk memenuhi takdirnya sebagai pahlawan yang mengalahkan penyihir jahat Gotfried.

Narasi-narasi yang dipersembahkan Hans J. Gumulia di buku ini simpel, mudah diikuti. Adegan-adegan pertarungannya pun tidak akan membuat dahi berkerut ketika membaca. Bukunya juga tidak terlalu tebal, hingga tiap sesi membaca selalu saja tanpa sadar saya sudah melewati puluhan halaman.

Beralih ke plot, Masa Elir ini alurnya RPGish sekali. Untuk melakukan quest utama, para karakter harus mengikuti tes, pergi ke tempat tujuan, menemukan halangan, mencari alternatif yang mengharuskan mereka untuk pergi ke sisi lain benua terlebih dahulu. Untungnya sang raja iblis tidak terburu-buru, ia dengan sabar menanti dalam dungeon hingga para petualang siap. Saya bukannya tidak suka, tapi eksekusi ini membuat alur terasa terlalu cepat.

Dari segi karakterisasi, rasanya masih ada yang kurang. Sebagai party utama ada Althor si pemimpin kolot, Xaliber si pendiam mematikan, Sigmar si teknokrat banyak akal, serta Rozmerga dan Liarra. Hmm, kenapa untuk dua yang terakhir saya tidak memberi ciri khas? Itu karena keduanya terasa kurang memiliki ciri khas masing-masing. Saya bahkan cukup kaget ketika di bagian akhir, Rozmerga yang sepanjang petualangan sepertinya tidak berperan selayaknya tokoh utama, tiba-tiba mengalami suatu pengalaman spiritual yang sangat berpengaruh terhadap konklusi pertarungan akhir. Usut punya usut setelah membaca review-review dari buku pertama, ternyata memang di sana Rozmerga ini adalah tokoh utama, yang entah mengapa pada buku kedua lampu sorotnya meredup.

Oh ya, dan untuk karakterisasi Gotfried sang antagonis, perkembangan karakternya terlalu dipaksakan. Dari dirinya yang seorang pangeran lemah lembut menjadi penyihir kejam, diceritakan hanya dalam 5 halaman.

Satu hal menarik yang saya temui di buku ini adalah sebab-akibat yang terjadi akibat perjalanan waktu, di mana pada bagian akhir pun diungkap sebuah twist. Agak membingungkan memang, tapi lumayan menarik.

Comments

  1. Raja iblis dengan sabar menunggu dalam dungeon :v HUAHAHAHAHAHAHAAH

    DANG IT! Berarti ntar kalau bikin alur ala RPG aku harus bikin antagonisnya lebih kejaaaaam. SLASH and FINISH! xD

    ReplyDelete
  2. Kalo candle punya buku masa elir karena salah beli buku, saya punya masa elir karena reward dari event di IRF. Huahaha..

    Masa elir ini, endingnya bikin pembaca malah makin penasaran meskipun itu udah selesai. Tetua dari klan frameless "menceritakan" perjalanan dirinya dalam membuat dan mengatur agar senjata2 suci itu dapat tepat ke tangan 5 pahlawan itu.

    Setuju dengan Rozmerga yang kurang tampil di cerita ini, bahkan jika dibandingkan sama si setengah frameless, rozmerganya nyaris gak kebagian adegan selain ngomelin sigmar kecuali pas dia jdi juru kunci kemenangan melawan gotfried.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

The Masque of the Red Death

Review Novel : Attack On Titan Before The Fall Vol. 1

Review Novel : Zombie Aedes