Review Novel : Bride Of The Sun

Review ini dibuat berdasarkan event give away oleh Marsella Azuela dalam rangka mempromosikan novel indienya yang akan segera terbit pertengahan Januari nanti. Jadi... check it out!


Cerita bermula ketika pangeran Lyon dari Mars harus menikahi dua orang putri, yaitu Serissa dari Mars, dan Acelynn sebagai perwakilan Bumi, demi mempertahan kedamaian antar dua planet. Sayangnya san pangeran bersumpah tidak mau menyentuh Acelynn, hingga sang putri dari Bumi menjadi sangat menderita hingga kesehatannya memburuk. Maka dibuatlah sebuah rencana untuk menukar sementara Acelynn dengan kembarannya, Aerilyn, yang lebih kasar, tangguh, dan sedang belajar di camp militer. Perjalanan Aeryln sebagai Acelynn pun dimulai.


Hal pertama yang ingin saya komentari adalah mengenai teknis penulisan. Sebagai contoh, bisa dilihat satu paragraf berikut yang kurang lebih mewakili keseluruhan tulisan.


Terdapat kesalahan fatal dalam penggunaan partikel di- dan ke-. Penulis selalu membuat di- disambung dengan kata keterangan, padahal seharusnya dipisah.

Kemudian redundan, kadang kala terjadi, seperti dalam paragraf di atas adalah penggunaan berulang 'lalu', 'gelas', dan '-nya'  yang terlalu dekat.

Selain itu ada kosakata 'berunjung', apa artinya 'berunjung'?

Lalu ada juga kalimat yang aneh ketika dibaca.


"Dia membaca buku, tapi dia terlihat sedang serius membaca buku???" Mungkin lebih tepat jika ditulis saja, "Dia terlihat sedang serius membaca buku." Oh ya ini pendapat pribadi, menurutku dalam narasi lebih enak jika susunannya [deskripsi keadaan karakter] baru kemudian [deskripsi apa yang dilakukan karakter tersebut].

Jika ditinjau dari logika alur penceritaan, ada juga kejanggalan-kejanggalan, salah satunya seperti berikut.


Ceritanya Serissa berada di lorong, dan Lyon duduk di bangku taman. Apakah wajar jika Serissa berbincang dua patah kalimat terlebih dahulu dari jauh, baru mendekati Lyon? Tidakkah lebih sopan jika ia mendekati dulu sang pangeran, baru memulai perbincangan? Ah, ngomong-ngomong sempilan "Apa anda khawatir?" di akhir itu dialognya siapa? Kalau dialog Lyon, harusnya dibuat paragraf baru.

Yang terakhir mengenai teknis penulisan adalah typo, typo bertebaran di mana-mana!

Mungkin dari gaya penceritaannya sendiri sudah mengalir, namun kekurangan-kekurangan dari teknis penceritaan ini cukup menyebabkan narasi yang disajikan terasa kaku.

Tapi saya agak curiga jangan-jangan karena yang ini cuma dipublish online jadinya memang belum diproofread oleh penulis sehingga masih sangat berantakan? Saya harap di edisi cetak jadu jauh lebih baik dari ini.

Nah, berikutnya mari kita kupas tuntas mengenai plot, tampaknya akan jadi sangat panjang lebar!

Awalnya saya mengira konflik yang terjadi berputar di antara perebutan cinta oleh dua orang puteri, namun ternyata sebaliknya, kedua puteri membenci pangeran dan mereka malah berteman baik. Pembukaan yang menarik untuk sebuah cerita remaja, sayangnya lagi-lagi saya salah. Ternyata semakin ke belakang cerita berkembang dengan konflik yang makin rumit, bukan lagi sekedar membahas cinta yang berkembang antara pangeran manja dan putri tomboy. Pada akhirnya intrik politik kerajaanlah yang menjadi menu utama dari buku ini. Di luar ekspektasi, tapi saya menyukainya.

Kemudian saya pun tertarik untuk membahas mengenai beberapa poin mengenai plot.

Pertama adalah minimnya beberapa detail yang menurut saya cukup penting. Misalnya saja, bagaimana cara Aerilyn mengurangi diare? Cukupkah dengan membagikan sendal gratis? Atau hanya dengan penyuluhan? Jadi sebenarnya masalah dari penduduk Aquamarine itu apa hingga diare menyebar? Apa tidak ada kaitannya dengan infrastruktur, sistem drainase, atau masalah makanan yang tidak layak karena angka kemiskinan yang tinggi? Yang diketahui pembaca, tiba-tiba saja diare sudah berhasil diatasi cukup dengan Airlyn blusukan.

Lalu detail penghapusan kasta, Lyon hanya mengumumkan secara formalitas bahwa sistem kasta dihapuskan. Tapi bukankah sistem kasta memang sudah dihapuskan secara de yure oleh raja terdahulu? Lantas situasi sosial apa yang membedakan antara sebelum dan sesudah penghapusan kasta, selain dua orang anak dari kasta yang berbeda tiba-tiba saja bergandengan tangan? Apa tidak ada keputusan-keputusan taktis dari raja. Mengenai penerapan UMR itu sudah bagus, makanya saya rasa perlu diberi lebih banyak keputusan taktis lainnya agar terasa antara sebelum dan sesudah.

Terus, perubahan Lyon yang tiba-tiba menyetujui penghapusan kasta itu agak mendadak menurutku. Hanya karena sendal? Dan menurut pendapatku, akan lebih mengena jika ia blusukan terlebih dahulu baru memutuskan untuk menghapuskan kasta, ketimbang menghapuskan kasta baru blusukan.

Kemudian sepertinya ada bagian yang lupa dijelaskan ya? Misalnya pada saat Aerlyn meminta untuk pulang ke bumi, dan di chapter selanjutnya tiba-tiba saja sudah diceritakan kalau Lyon setuju, dan Serisa mencoba untuk menghalangi hal itu. Selain itu di bagian Aerlyn yang curiga mengenai kudeta, atas dasar apa ia mencurigai hal itu? Dan saya pun tidak mengerti atas dasar apa ia menganggap Serisa sebagai pengkhianat karena sejauh yang saya baca Serisa ini justru ratu yang baik. Kecuali jika karena Aerlyn jatuh cinta pada sang raja manja, sehingga ia menganggap kematian raja manja itu lebih penting dari keselamatan negara. Eh, tapi memangnya Serisa ikut merencanakan pembunuhan Lyon? Dan soal eksekusi Lyon itu... ah, biar kita lanjut nanti, akan saya buat poin khusus.

Untuk mastermind di balik aksi Mesisha... yah karena penulisnya sendiri sudah mengatakan akan menjelaskan hal itu di buku cetaknya kelak, jadi tak perlu saya permasalahkan lagi.

Bicara soal sistem kasta dan kapitalisme, saya jadi sedikit berpikir mengenai hubungan antara kasta dan kapitalisme. Memang, sistem kapitalisme itu terkenal dengan slogan 'yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin'. Tapi di sistem kasta berlaku juga, 'siapapun bisa menjadi kaya'. berbeda dengan sosialis. Bahkan petani jika bekerja keras bisa saja menjadi tuan tanah kapitalis, yang tentunya hal ini bertentangan dengan sistem kasta di mana petani selamanya harus menjadi petani. Contohnya adalah salah seorang menteri yang sempat menceritakan dulunya dia hidup susah tapi kini bisa menjadi bangsawan. Kalau sistem kasta berlaku ketat, bagaimana itu sampai terjadi? Tapi yah, saran saya mungkin lebih diperjelas saja apa yang menjadi batasan-batasan dari sistem kasta yang masih diberlakukan itu.

Dan masih bicara soal penghapusan kasta, dan berimplikasi pada bangkrutnya perusahaan, mengapa itu itu bisa terjadi? Mengapa penghapusan kasta menyebabkan perusahaan bangkrut? Karena perusahaan adalah simbol kapitalis? Tapi jika perusahaan bangkrut, bukankah buruhnya otomatis kena PHK semua? Tidakkah itu malah memperburuk keadaan?

Terlepas dari masalah kasta, tingkat kerumitan dalam pengembangan karakter maupun plot dari buku ini sangat brilian.

Cinta segitiga ala cerita remaja perempuan di awal ternyata berubah ke arah yang tak disangka-sangka. Serisa sang perfect lady ternyata sangat tersiksa, sama sekali tak mengharap perhatian dari raja, dan fokus dalam membangun negeri. Acelyn sang putri yang mengejar kesempurnaan ternyata adalah orang yang sangat menyebalkan. Kenyataan mengenai gadis ini benar-benar menarik, Sementara Lyon sang raja boneka yang manja benar-benar terasa kebonekaannya. Ia kerap berubah tergantung siapa wanita yang ada di dekatnya. Sementara Aerlyn, banyak sekali kejutan yang tersedia untuknya. Siapa sangka jika ia dan saudarinya adalah pasangan yang sudah dipersiapkan dalam pernikahan antar planet. Sayangnya Acelyn memiliki egonya sendiri, sementara Aerlyn tidak tahu apa-apa. Nah yang saya bingungkan adalah, jika memang Aeryln berlatar belakang militer yang bergerak dalam kegiatan mata-mata, mengapa ia dikirim ke Mars tanpa dibriefing terlebih dahulu? Padahal orang-orang di balik layar semuanya tahu, bahkan Pandora sekalipun. Ketimbang ia mengetahui semua pelan-pelan, bukankah sebagai bagian dari mata-mata yang menginginkan perdamaian antar planet, sebaiknya sang jendral menjelaskan secara detail terlebih dahulu mengenai semuanya?

Saya cukup terhanyut dengan perkembangan hubungan antara Lyon dan Aerlyn, tapi hanya sebatas sampai keduanya tiba di bumi. Begitu kembali ke Mars, entah mengapa ada sesuatu yang janggal. Keduanya bisa menerima satu sama lain, meski rasanya tidak ada perubahan sikap. Jadi apa sebenarnya sejak awal Lyon memang tak terlalu jahat, hanya saja merasa Acelyn terlalu mengganggunya?

Memasuki babak akhir, akhirnya Acelyn menggila dan membongkar kedoknya sendiri. Gilly memanfaatkan hal itu untuk mengeksekusi Aeryln. Dan harusnya memang hanya sebatas itu. Kenapa ia harus ikut mengeksekusi Lyon? Apakah Lyon bersalah? Padahal kalau dari pandangan saya, tidak ada tuntutan yang cukup untuk mencopotnya dari tahta raja, apalagi mengeksekusinya. Tapi yah mungkin bisa saja semua anggota parlemen sudah membencinya dari awal karena ia mencabut sistem kasta. Namun tanpa kasta apakah kapitalis seperti Lord Yeng akan langsung miskin? Bukankah di Indonesia yang tidak ada kasta ini pengusaha kapitalis tetap berjaya?

Oh ya, yang terakhir ingin saya komentara adalah mengenai worldbuildingnya. Kurang dijelaskan secara detail kehidupan di Mars, padahal itu bisa menjadi nilai tambah. Entah mengapa saat membaca saya selalu merasa seting yang digunakan adalah ala kerajaan Eropa di abad pertengahan, namun kerap terguncang kala muncul teknologi seperti helikopter dan televisi. Asal muasal mengapa ada manusia di Mars dan juga kenapa mereka tidak suka bumi juga perlu digali. Toh tadinya kukira Lyon tidak suka Acelyn hanya karena alasan diskriminasi, namun ternyata tidak demikian.

Nah, sekian saja lah review dari saya. Overall ide ceritanya sudah sangat menarik. Pembenahan yang perlu dilakukan paling perbaikan teknis penulisan dan juga penambahan detail.

Comments

Popular posts from this blog

Review Novel : Attack On Titan Before The Fall Vol. 1

The Masque of the Red Death

Review Novel : Zombie Aedes