Review Musisi Lintas Zaman (Awas Spoiler!) - Part 1



Kali ini saya dapat kesempatan untuk membaca sebuah buku antologi berjudul Musisi Lintas Zaman. Salah satu penulisnya mengirimkan pada saya sekaligus request review. Oleh sebab itu, review kali ini lebih saya tujukan pada para penulisnya. Tidak disarankan baca jika anda pembaca biasa, karena berpotensi spoiler. Tapi kalau anda nekad, tanggung sendiri akibatnya.

Sekilas info dulu (untuk pembaca biasa yang nekad), antologi ini berjudul Musisi Lintas Zaman, diterbitkan oleh LovRinz Publishing, tahun terbit 2017, tebal 346 halaman, ISBN 978-602-5422-03-4.

Pertama-tama saya akan membahas cover. Sebenarnya saya sudah punya pandangan sendiri mengenai covernya, tapi khawatir pandangan saya keliru. Maka saya bertanya pada seorang teman yang berprofesi sebagai desainer. Ternyata jawabannya satu pandangan denganku, ditambah ia juga bantu menjelaskan apa yang tidak mampu saya ungkapkan. Jadi menurutnya, desain cover buku ini kurang menarik. Perpaduan warna hitam dan kuningnya kurang eyecatching. Logonya mencampurkan begitu banyak elemen sehingga tak memunculkan direksi yang jelas. Ada biola, kunci G, dan sayap. Lantas, apa buku ini akan bercerita tentang musik? Tapi pada subjudul tertulis 'Dan Kisah Fantasi Lainnya'. Jadi apakah kisah-kisah fantasinya nanti akan berkaitan dengan musik?

Untuk fisik bukunya sendiri sih bagus ya. Dimensi panjangnya 20 cm, lebar 14 cm, tebal 3 cm. Lemnya solid, jadi kertas cover maupun kertas bukunya tidak lepas-lepas.

Lanjut ke pembahasan kedua, adalah konsepnya. Halaman pertama buku ini diisi dengan Sanksi Pelanggaran terhadap Undang-Undang mengenai Hak Cipta. Kemudian ada daftar penulis. Selanjutnya adalah informasi buku. Lalu daftar isi. Dari situ langsung masuk ke cerita pertama. Akhirnya saya pun jadi tidak ada bayangan, sebenarnya tema besar apa yang diangkat oleh antologi ini. Umumnya saya kira tiap antologi selalu diawali dengan Kata Pengantar atau Prolog, untuk memberi gambaran pada pembaca. Ya, di cover bagian belakang memang ada blurbnya, tapi Wall of Text sekali. Dan blurb itu memberi ringkasan dari empat cerita terpilih, tanpa memberi info yang bisa menjadi benang merah dari cerita-cerita yang ada.

Dari sini saya akan membahas tiap cerita satu-persatu sesuai request.

1. Musisi Lintas Zaman - Fiand Alcione

Sebuah cerita pembuka yang judulnya digunakan sebagai judul antologi. Otomatis saya berasumsi bahwa tema yang dibawa cerita ini akan mewakili cerita-cerita selanjutnya. Tapi saya lihatin dulu, benar demikian atau tidak.

Berkisah tentang dunia masa depan yang melarang semua jenis seni. Tapi ada sekelompok seniman underground, salah satunya adalah Heroine, penyanyi bersuara indah namun belum menemukan pemusik yang sanggup mengiringinya. Kemudian datang pemain biola dari tahun 1998 secara tidak sengaja melalui wormhole. Mereka bertemu, bermusik, saling cinta, tapi akhirnya menghadapi dilema ketika perpisahan datang.

Menurutku ini formula yang sudah sering digunakan, yakni kisah cinta yang dibatasi ruang dan waktu. Tapi sebenarnya tidak masalah, asal eksekusinya menarik. Seperti film Secret nya Jay Chou, Toki Wo Kakeru Shoujo, sampai Kimi No Na Wa. Yang saya sayangkan dari cerpen ini adalah, eksekusinya terlalu datar. Alurnya standar, sementara narasinya terlalu banyak memberi summary ketika memadatkan kisah cinta kedua Tokoh Utama.

Namun, kuakui endingnya cukup manis. Feel yang datar di sepanjang cerita jadi naik sedikit di akhir.

2. Swapped - Rakai Asaju

Cerita ini mengambil tema sci-fi, pertarungan melawan alien di luar angkasa, membuat saya mulai yakin bahwa tema yang diangkat antologi ini adalah fantasi yang berseting masa depan.

Berkisah tentang Tokoh Utama yang terjangkit penyakit mematikan yang disebarkan oleh alien yang sedang ia perangi. Oleh sebab itu ia dimasukkan ke program TAC, divisi prajurit berani mati dengan prioritas keselamatan paling rendah. Tapi... waw, ada satu plot twist yang benar-benar tidak saya duga.

Sejujurnya feel yang kurasa saat membaca ini juga cukup statis. Ditambah, saya kurang familier dengan istilah-istilah yang digunakan, dan sulit mengingat nama karakter yang lumayan banyak untuk sebuah cerpen. Setidaknya eksekusi narasinya lebih baik dari cerita sebelumnya (maaf jadi membanding-bandingkan). Namun begitu memasuki bagian twistnya, rasanya semua jadi terbayar. Sebuah peletakkan twist yang tak terduga, karena sejak awal saya tidak mengantisipasi kemungkinan adanya twist ini dalam cerita.

3. Mahligai Garuda - Aramyth Li

Tebakan saya salah, cerita ketiga ini bukan fantasi dengan seting masa depan.

Berkisah tentang seekor gagak yang melakukan perjalanan untuk menemui Garuda demi mendapat keabadian. Di sepanjang jalan ia bertemu empat burung lain (dara, bangau, elang, merak) lalu mereka pergi bersama. Akhirnya mereka bertemu sang Garuda, yang secara filosofis adalah diri mereka sendiri, yang mereka temukan setelah melepas kemelekatan duniawi. Mereka pun mendapat keagungan, keindahan, kenikmatan, kedamaian, dan keabadian sejati.

Yang saya pertanyakan di sini adalah motivasi setiap anggota party. Tokoh Utama (gagak) awalnya pergi untuk mencari keabadian setelah menyaksikan neneknya meninggal. Di narasi, dikatakan ia melepas kemelekatan duniawi. Akhirnya, ia mendapat keabadian itu. Tapi, bukannya itu kontraditif? Sejak awal si gagak menginginkan keabadian, yang kemudian ia dapatkan, jadi bagian mananya yang melepas kemelekatan duniawi?

Tiga karakter lain (dara, bangau, elang) juga memiliki motivasi yang kurang kuat, entah kenapa mereka semua ingin bergabung dengan gagak. 

Justru menurutku satu-satunya yang motivasinya paling kuat dalam hal melepas kemelekatan adalah merak. Ia yang senang dipuji karena keindahannya itu harus merelakan seluruh bulunya rontok untuk bisa menemui Garuda. Sayangnya, konklusi akhirnya juga kurang saya pahami. Jika Garuda adalah diri mereka sendiri, so what? Kenapa lantas mereka jadi merasa bahagia dengan hal itu?

Tapi jika mengesampingkan poin-poin di atas, sebenarnya saya cukup terhibur. Membaca cerita ini membuat saya teringat novel The Alchemist nya Paulo Coelho, tentang perjalanan spiritual yang dianalogikan pada wujud-wujud duniawi. Narasinya juga lebih ringan dan menyenangkan jika dibandingkan dua cerita sebelumnya. 

4. Cross The Line - Avans Cross Lines

Berkisah tentang seorang pemuda dan android penjaganya yang melakukan perjalanan keluar dari negerinya, untuk mencari jenis manusia yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Jenis manusia itu adalah perempuan. Ya, perempuan. Karena ia tinggal di negeri utopia para gay.

Jujur saja, sejauh ini inilah konsep cerita yang paling saya sukai. Mengangkat negeri utopia gay sebagai bagian dari seting pos-apokalips menurutku sangat unik dan berani. Demi menghindari konflik akibat perbedaan, jadi di masa depan tiap ras, agama, dan gender membentuk komunitas masing-masing yang tak saling mengganggu satu sama lain.

Masalahnya adalah revelation bahwa si Tokoh Utama merupakan bagian dari negeri gay yang diletakkan di awal, membuat tak ada lagi misteri untuk dikuak pada akhir cerita. Ditambah lagi ending yang tidak konklusif, di mana Tokoh Utama tidak jelas apakah menemukan atau tidak perempuan yang dicarinya. Menurutku lebih apik seandainya revelation itu diletakkan di akhir cerita, agar grafik feelnya bisa terus naik.

5. Earthborn - Rizuki Zi

Berkisah tentang seorang profesor yang baru bangun setelah dibekukan secara cryogenic selama ratusan tahun. Namun, dunia tak lagi sama sebagaimana dalam kenangannya. Kehancuran bercokol di mana-mana. Maka ia melakukan perjalanan untuk menguak apa yang sebenarnya terjadi.

Kebetulan sekali, cerita ini bagai kebalikan dari cerita sebelumnya. Misteri yang ada dikuak perlahan-lahan, hingga membawa rasa penasaran saya untuk lekas mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sayangnya ketika kebenaran terkuak, ternyata bukan sebuah misteri besar yang bagaimana. Kebenarannya adalah sesuatu yang sudah sering dijadikan ide film-film alien-apokalips, tentang bumi yang diinvasi pendatang dari luar angkasa.

Sebagai perbandingan untuk cerita sejenis ini, saya ambil seri film Planet of The Apes. Astronot yang tertidur selama ratusan tahun di luar angkasa, saat kembali mendapati bumi berubah. Awalnya mereka mengira salah planet, tapi sebenarnya tidak. Itu adalah bumi mereka, yang entah bagaimana sudah dikuasai kaum primata. Sebuah ironi tapi sangat menarik.

6. Leya Ascending - Sasha Ariana

Sampai di sini saya akhirnya yakin, bahwa tema besar antologi ini merupakan cerita fantasi berbau sci-fi yang mengambil seting masa depan.

Berkisah tentang peneliti yang berambisi menemukan bukti adanya semesta paralel. Melalui serangkaian penemuan rumus-rumus alam semesta, akhirnya ia bisa melakukannya. Tapi ternyata ia tiba di semacam perpustakaan yang mencatat ilmu pengetahuan dari berbagai multiverse. Lalu ada si penjaga perpustakaan, yang selama ini dianggap Tuhan oleh manusia Bumi. Tapi ternyata penjaga itu tidak se-maha kuasa yang dikira, malah ia menciptakan bumi agar suatu saat salah satu manusia bumi datang ke sana untuk membantunya membasmi lebah pemakan ilmu pengetahuan yang ada di perpustakaan itu.

Saya punya dua penilaian yang saya rasakan bersamaan ketika membaca cerita ini. Di satu sisi saya tertarik dengan segala pengungkapan mengenai Tuhan dan hubungannya dengan semesta. Di sisi lain, ada banyak istilah yang cukup membingungkan. Sementara selain pengungkapannya, bisa kukatakan plot ceritanya terasa semacam wadah saja agar penulis bisa menumpahkan segala informasi-informasi berkenaan dengan world-building. Karena jika world-buildingnya dilepas sejenak, arah cerita utamanya menjadi singkat, bahwa si Tokoh Utama sebagai orang terpilih akan diminta melakukan sesuai demi menyelamatkan alam semesta.

Permasalahannya, entah karena pengambilan sudut pandang seorang peneliti yang mengutamakan ilmu pengetahuan, atau karena kurang karakterisasi, menurutku ada beberapa potensi kemegahan yang terlewat. Seperti saat Tokoh Utama berhasil menyebrang ke semesta paralel, kupikir seharusnya ia senang tak terkira, tapi malah bersikap biasa saja. Saat mendengar revelation-revelation dari 'Tuhan' pun, reaksinya cukup biasa. Ia tak terlihat excited untuk segera menggemparkan dunia ilmuwan. Ketika tahu tujuan hidup manusia yang tak lebih untuk membantu Tuhan membasmi lebah, ia juga tak terlalu kecewa. Dan ketika ia mengambil keputusan besar untuk tidak pulang karena harus membantu Tuhan, ia juga terkesan mengambil keputusan itu dengan sangat mudah.

7. Mata Langit Yang Senantiasa Menatap - Barhan

Sampai sini akhirnya saya memutuskan untuk tidak menebak-nebak tema lagi. Sepertinya intinya adalah kumpulan cerita fantasi.

Berkisah tentang kemunculan sebuah mata raksasa di langit yang menjadi pertanda sebelum kedatangan iblis 100 tahun lagi. Kerajaan yang bersumpah untuk mengerahkan segala upaya untuk menghancurkan mata itu, nyatanya malah sibuk berperang dengan kekaisaran tetangga. Sementara sang Tokoh Utama adalah seorang biasa yang terjebak dalam kemelut ini dan tak punya kuasa untuk berbuat apa-apa.

Narasi yang digunakan dalam cerita ini ringan dan menyenangkan, sama seperti cerita Mahligai Garuda. Bahkan, mungkin lebih ringan dan menyenangkan, karena dipadu dengan konsep menarik. Mata raksasa yang muncul di langit itu sangat-sangat membuat saya penasaran. Lalu kerajaan yang malah sibuk berperang dengan kekaisaran, saya jadi curiga jangan-jangan ada kaitan dengan kemunculan si mata raksasa.

Tapi sayangnya... tiba-tiba cerita berakhir, tanpa memberi solusi yang jelas. Saya hitung-hitung jumlah halamannya, memang cerita ini yang paling pendek. Kesannya jadi seperti slice of life. Sayang sekali. Benar-benar saya sayangkan.

8. Telereporter - Andry Chang

Berkisah tentang wartawan senior yang kedatangan saingan, seorang fresh graduate yang entah kenapa selalu bisa sampai ke TKP lebih cepat, seolah jarak tidak memiliki arti baginya.

Saya perhatikan, cerita ini sepertinya berusaha untuk menggiring saya agar bertanya-tanya rahasia di balik kemampuan sang fresh graduate. Tapi, dari judulnya saja, dan fakta bahwa antologi ini berisi kumpulan cerita fantasi, langsung tertebak bahwa sang fresh graduate pasti menggunakan metode teleport. Benar saja, pada momen revelation si fresh graduate itu menjelaskan dirinya adalah penyihir yang ahli menggunakan sihir teleportasi. Akibatnya, saya jadi merasa tidak mendapat hal baru selama membaca.

9. Shifted Fate - Aliza Bitthia Dee

Berkisah tentang pertarungan antara alien raksasa melawan robot raksasa. Dalam satu pertempuran, robotnya rusak parah, dan salah satu dari dua pilotnya luka parah. Sang Tokoh Utama yang aslinya seorang mekanik pun mulai didekati sang pilot untuk menggantikan pilot yang luka parah.

Sebelumnya saya belum membahas segi ini, karena cerpen-cerpen sebelumnya mampu memberi visualisasi yang jelas, sampai-sampai saya menganggap itu sebagai common sense. Namun, untuk cerpen ini, kurasa perlu saya tekankan. Ada adegan-adegan yang narasinya masih sulit untuk divisualisasi. Yang pertama adalah adegan pertarungan robot di kota, dan yang kedua adalah saat Tokoh Utama melakukan latihan sinkronisasi.

Cerita ini juga mengingatkan saya pada film Pasific Rim, terutama pada konsep pilot robot raksasa yang membutuhkan dua orang sebagai otak kanan dan otak kiri. Tapi itu tidak masalah. Saya lihat juga poin utama yang ingin disampaikan ada pada Tokoh Utama yang tadinya seorang mekanik, tiba-tiba takdirnya berubah saat diminta menjadi pilot. Mungkin eksekusi twistnya lah yang perlu dipertajam, misalnya bagian Tokoh Utama yang awalnya merasa sedang mengkhianati pilot yang luka parah, ternyata memang sejak awal sedang dipersiapkan untuk menggantikan pilot luka parah tersebut.

***

Sampai sini sudah sembilan cerita yang saya bahas, tersisa sembilan lagi. Tapi karena saya mau istirahat membaca dulu untuk mengerjakan hal lain, tapi ingin buru-buru posting, jadi saya sudahi dulu sampai di sini. Review akan diselesaikan di Part 2, dalam jangka waktu yang belum bisa ditentukan.

Good Night.


Artikel ini disponsori oleh Fall Studio.
Download e-book World of Rotten Soul dan aplikasi lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Review Novel : Attack On Titan Before The Fall Vol. 1

The Masque of the Red Death

Review Novel : Zombie Aedes