Review Novel : ALLBLACK

ALLBLACK
Kali ini saya membaca sebuah Light Novel indie yang terbit cetak untuk pertama kalinya pada event Comifuro 7 di Smesco tempo hari. Berikut sekilas infonya.

Judul        : ALLBLACK
Author     : Anssen "fsc" Augustus
Ilustrasi   : Ekkigo
Dimensi  : 10x14 cm
Halaman : 429

Seperti yang terlihat pada gambar, cover LN ini memiliki desain yang menarik. Ilustrasi bergaya manga dipadu dengan latar belakang CG. Yang saya sayangkan adalah blurb pada bagian belakang yang menggunakan font berwarna putih, hingga kurang kontras jika dibandingkan latar.

Memasuki isi LN, pertama-tama saya ingin membahas perihal ilustrasi. Ada 9 gambar yang disajikan. Style-nya yang cukup saya sukai. Bahkan menurut teman (sebut saja P), style gambarnya bagus.


Ilustrasi 2

Ilustrasi 3

Namun ada 3 perkara yang saya komentari soal ilustrasi :
  1. Pada beberapa bagian, detail ilustrasi kurang pas dengan narasi. Contoh pada ilustrasi 2 di atas, pada narasi seharusnya MC sedang berada di atas kapal, di tengah panik dan bingung, saat tiba-tiba hujan berhenti menjadi butiran air melayang di udara. Namun pada ilustrasi, lebih tergambar seseorang yang sedang santai menatap butiran air sambil memasukkan tangan dalam kantung jaket. (di tengah badai lautan bagaimana dia sempat memasang pose keren seperti itu?) Sementara pada ilustrasi 3, pada narasi dikatakan rambut si gadis harusnya panjang sepinggang.
  2. Pada beberapa bagian, fokus ilustrasi terpotong. Semua ilustrasi dalam LN ini menggunakan layout landscape sehingga memakai 2 halaman. Akibatnya seperti pada contoh ilustrasi 2, kadang ada ilustrasi yang fokusnya terpotong bagian tengah buku. Menurut seorang teman (sebut saja P), hal seperti ini bisa diakali dengan tidak meletakkan fokus ilustrasi di bagian tengah. Contoh seperti ilustrasi 3, yang meski gambar terpotong bagian tengah buku tapi tidak mengganggu ilustrasi secara keseluruhan.
  3. Pada beberapa bagian, ilustrasi kurang memberi sesuatu yang baru. Sebagian ilustrasi yang disajikan LN ini kurang lebih menampilkan wajah close up dari MC, yang kupikir sebenarnya ada atau tidak ada gambar itu tak akan jadi masalah. Secara pribadi yang saya sukai dari ilustrasi LN adalah ketika saya bisa melihat visualisasi desain karakter/latar/adegan yang sebelumnya hanya ada dalam imajinasi. Misalnya karena seting yang diambil di sini cukup unik yaitu Mombasa, akan lebih menarik jika suasana kota itu sempat disorot pada salah satu ilustrasi.
Sebenarnya ada satu tambahan lagi, yaitu garis merah-putih-biru pada tiap ilustrasi yang menurut teman (sebut saja P) adalah noise dari percetakan. Tapi hal itu tidak mengganggu saya, jadi tak masalah.

Nah, sekarang saya akan membahas menu utama dari LN ini, yakni isi tulisannya sendiri.

MC adalah pemuda yang mengalami amnesia, terombang-ambing di samudra sampai akhirnya diselamatkan oleh kapal nelayan. Dari sana perjalanannya mencari jati diri dimulai, namun itu tidak mudah. Sekelompok orang misterius mengejarnya dengan segala daya dan upaya, sementara keping ingatan masa lalu kadang menghantuinya. Menuntun pada adegan kejar-kejaran yang penuh aksi dan... sains fiksi.

Hal pertama yang saya acungi jempol adalah penulisan LN ini pasti memerlukan riset. Sebut saja chapter 1 pada adegan MC membantu para nelayan menghadapi badai di tengah samudra, tentu penulis harus mempelajari tentang pelayaran kapal agar tak membuat aksi yang sembarangan. Seting yang diambil juga cukup berani : Mombassa, tempat yang belakangan saya ketahui setelah googling, yaitu kota di Afrika. Yang saya rasa agak kurang adalah penjelasan suasana dari kota tersebut. Karena tak ada ciri selain nama, saya tak pernah punya bayangan terhadap keadaan tempat itu selain standar kota-kota di film aksi Hollywood.

Adegan aksi yang disajikan sangat intens dan detail, mulai dari adu tembak, close-quarter-combat, sampai kejar-kejaran mobil di jalanan kota. Keseruan itu membuat saya sampai menahan napas ketika membacanya. Namun sebuah pandangan pribadi, kadang saya lelah juga karena aksi yang tak ada putus-putusnya. Mungkin setengah (sekitar 200 halaman) dari buku ini adalah adegan aksi berkelanjutan.

Untuk karakterisasi, rasanya belum maksimal. Selain MC, yang lain tampak seperti pelengkap yang hidup-matinya kurang menoreh perasaan. Misterinya sendiri, bagaimana menjelaskannya ya, entah kenapa kurang memacu rasa penasaran saya. MC kehilangan nama, tapi... memangnya kalau sudah ketemu, kenapa? 

Kalau bicara teknis, secara umum struktur penulisannya enak untuk diikuti. Diksi dan pemilihan kosakatanya sangt baik dalam menjelaskan segala aksi dan sains fiksi di dalamnya. Ada lumayan pengulangan kata dan typo pada LN ini, tapi saya yakin itu bisa dihilangkan dengan membaca ulang perlahan dari awal sampai akhir. Saya paham melakukan proofread sendiri LN setebal ini pasti melelahkan. Mungkin ini bisa jadi pertimbangan sebelum membuat cetakan kedua.

Oh ya, LN ini masih akan ada lanjutannya, jadi akan saya sudahi dulu review ini sambil menunggu.

Terima kasih sudah mengikuti review ini~

*Tambahan* : Ada satu adegan dalam novel ini di mana penjahat membeberkan rencananya pada MC yang padahal kalau dijalani diam-diam menurut saya pasti si penjahat bisa menyelesaikan misinya. Hal yang kemudian menyebabkan kericuhan, yang mengkontradiksi prinsip si penjahat : 'tidak boleh ada saksi'. Yah tapi jika tidak dibeberkan, mungkin cerita akan selesai begitu saja. Sebuah plot device yang tak bisa dihindari.

Comments

Popular posts from this blog

The Masque of the Red Death

Review Novel : Attack On Titan Before The Fall Vol. 1

Review Novel : Zombie Aedes